Kisruh Penolakan Survey Seismik Menuai Sorotan, Tokoh Pemuda Kangean Angkat Suara

IMG 20251001 WA0058 1

Sumenep, Nusantaratoday.id Kisruh penolakan survey seismik dipulau kangean mendapat sorotan dari salah satu tokoh pemuda Kangean, Sufriadi, dia menyayangkan penolakan Survei Seismik 3D di Pulau Kangean, yang terkesan arogan dan mengintimidasi orang lain. Senin (06/10/2025)

Padahal menurut Sufriadi, kegiatan itu merupakan Program Strategis Nasional (PSN) dan tidak berada dalam lingkup kewenangan pemerintah kabupaten.

Bacaan Lainnya

Tindakan penolakan terhadap eksploitasi Migas di Pulau Kangean terkesan intimidatif yang seharusnya tidak perlu dilakukan karena tidak mencerminkan perjuangan rakyat, Jadi, penolakan itu justru menodai semangat kebersamaan masyarakat.

” Saya dulu juga ikut menolak Migas karena khawatir soal dampak lingkungan. Tapi setelah pahami ataurannya dan dampaknya saya berbalik mendukung. Apalagi, setelah melihat kejadian di Desa Kolo Kolo dipersekusi, saya sangat kecewa. Perjuangan kok sampai menyakiti orang lain, dari itulah saya mulai tidak respek,” ungkapnya.

Lebih lanjut, kata Adi, sapaan akrab, pentolan para pendemo seharusnya mengajak pihak PT KEI untuk duduk bareng menyampaikan keluhan masyarakat kepulauan, agar tidak menimbulkan konflik sosial dibanding memperjuangkan aspirasi.

Namun, jika kegiatan dilakukan seperti di Desa Kolo Kolo maka terkesan ada kepentingan politik tingkat desa, sehingga demo penolakan itu terkesan ada yang menunggangi. Tindakan itu tentunya menandakan adanya pergeseran dukungan dari sebagian masyarakat yang sebelumnya berada di barisan penolak Migas, akan tetapi mereka mulai menilai bahwa gerakan tersebut lebih banyak menimbulkan konflik sosial dibanding memperjuangkan aspirasi warga.

” Proses eksplorasi Migas yang dilakukan oleh PT KEI itu sesuai dengan aturan yang tentunya memperhatikan kepentingan masyarakat,” tegasnya.

Untuk itu, sangat disayangkan di tengah ikhtiar pemerintah dan masyarakat membuka ruang bagi kemajuan, justru muncul suara penolakan dari mereka yang belum sempat memberi manfaat nyata, bukankah sebaiknya sebelum menolak, kita memahami dulu apa yang sebenarnya sedang diperjuangkan.

Pemberdayaan Migas bukan semata urusan perusahaan dan alat berat. Di baliknya ada harapan ribuan anak muda Kangean untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Ada doa orang tua yang ingin melihat jalan-jalan di pulau kita diperbaiki. Ada harapan agar listrik, air bersih, dan kesejahteraan tidak lagi menjadi kemewahan.

” Saya tidak ingin menjadi bagian dari mereka yang hanya pandai mengkritik, namun abai melihat potensi keberkahan yang terbuka di depan mata. Tapi, saya yakin anak muda dan masyarakat Kangean cerdas yang berhati nurani. Maka, saya berharap agar kecerdasan itu digunakan untuk ikut membangun, bukan menjauhkan kemajuan dari Kangean,” ujarnya.

Ia menambahkan, perbedaan pandangan adalah hal yang wajar, tapi jangan biarkan perbedaan itu menjauhkan kita dari cita-cita kesejahteraan bersama. Mari kita berdialog. Mari kita turun langsung ke lapangan, melihat dengan mata dan hati siapa sebenarnya yang diuntungkan jika Kangean terus terbelakang.

” Marilah kita bersatu untuk kemajuan pulau tercinta Kangean, Jangan mau di adu domba hanya untuk kepentingan mereka yang tak mau Kangean maju dan berkembang pesat,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *